Kamis, 28 Februari 2008

Akankah terik rembulan bersiul mengigau ??

Ada kalanya geseran waktu terhenti oleh deru langkah sang pangeran tengah malam.
Dan haruskah ketika tertulis sebuah goresan itu bermakna?
Lambat kian hati enggan beranjak dari pintu gerbang dunia maya.
Tiada media lagi yang kiranya terpadu dengan rasa ini.
Keluh bingung dan salah.
Potret lagu terlenguh dari peluh yang terik, menetes lambat.
Semoga kian lalu namun tiada rintih kesedihan.
Aku hanyalah secerca dari seribu cercaan yang ada dari sekian kabut di bumi.
Aku bisa dibilang keterbukaan yang manja akan sayang dan ketulusan luka.
Namun mungkin rembulan ngengan sedikit melirikku.
Tapi keyakinanku selalu ada dan tiada kepastian.
Akankah terik rembulan bersiul mengigau??
Mengimpikanku sedang tersenyum dikisaran bintang kecil.
Entah mungkin suatu waktu.

Tanya yang selalu terlontar, terkadang begitu berat.
Jangankan menjawab, sedikitpun bibirku bergerak alangkah susahnya.
Yaa,walaupun bunga itu begitu cantik.

Aku tahu sebenarnya langit selalu biru, setidaknya dalam hatiku.
Secangkir kopi terkandung lelah aku teguk.
Yang kedua adalah resah.
Dan hingga habis, kedewasaanku bertambah.
Mungkin ini sedikit pantulan sinar.
Entah dari mana.
Yang penting bukanlah yang tersurat, melainkan denting kecil yang tersirat
bersama angin putih.

Biarkan tanganku yang bicara, untuk lukiskan sesuatu yang tak terlihat jelas .
Jauh.

Akankah siulku membuat terik rembulan mengigau???

Tidak ada komentar: